Sahabat Baru Salsa (cerpenku)

Salsa dan Aini selalu bersama kalau di sekolah. Kelas mereka sama, mereka sebangku, selalu kerja kelompok bersama, dan juga kalau istirahat selalu bersama. Tetapi tidak hanya berdua, melainkan bersama teman-teman lainnya.

Salsa dan Aini juga rumahnya berdekatan. Dari TK, lho, mereka bersahabat. Sekarang mereka sudah kelas 5. Sekolah mereka yaitu SDIT Nurul Hikmah yang sangat mereka cintai jaraknya lumayan jauh dengan rumah mereka. Kira-kira 5 kilo meter. Oh, ya, mereka juga naik angkot ke sekolah bersama.

Suatu hari, Salsa sedang makan. Lalu Aini sedang di WC. Tiba-tiba ada yang menghampiri Salsa yang sedang sendirian makan.

"Hai Salsa... Pasti kamu lagi makan bareng ya sama si Aini... Terus Aini di mana, kok makanannya masih ada?" Ujar Seseorang.

"Hai Aqifah. Si Aini, tuh lagi di WC. Kamu mau apa?" Owalah, ternyata tadi itu teman sekelas mereka, Aqifah.

"Oh, gitu ya. Aku boleh duduk bareng ya...biar lebih dekat, gitu."

Lalu mereka bercakap-cakap cukup lama. Sampai sudah 7 menit,  Aini belum muncul juga. Mereka heran, biasanya Aini hanya 5 menit, lah kalau ke WC.

"Ada apa sih ramai banget ya?" Ujar Aqifah. "Kok pada ngumpul gitu,duh,tiba-tiba perasaan aku nggak enak, lho, Qif!" Balas Salsa.

Lalu mereka ikut-ikut ke temannya. Ternyata, Aini kepeleset! Karena pelnya belum kering, masih basah, Aini berlari. Lalu kepalanya sampai luka! Bocor, lagi, dan punggung Aini juga kesakitan, karena ada benda tajam di lantainya. Lumayan parah! Dan, Aini harus dirawat di rumah sakit!

Aini pingsan, Bu Lia juga menelfon orangtua Aini. Orangtua Aini datang dan segera membawa tas dan Aini ke rumah sakit.

"Ya Allah... Aini... semoga kamu tidak apa-apa... Aini... kenapa kamu bisa terjatuh, Ya Allah, lindungi best friendku itu Ya Allah..." Pinta Salsa dalam hati.

---

Di rumah, Salsa memberitahukan kejadian itu pada keluarganya. Mereka akan menjenguk Aini, pada esok hari, tepatnya hari Sabtu, karena sekarang hari Jum'at dan di SDIT Al - Hikmah hari Sabtu - Minggu selalu libur. Eskul dilaksanakan hari Jum'at sore. 

Keesokan harinya...

Pagi hari jam 9, keluarga Salsa ke Rumah Sakit tempat Aini di rawat. Mereka menanyakan keadaan Aini. Ternyata, Aini memang harus dirawat sampai 5 hari.  Itu berarti, Aini kembali masuk sekolah pada hari Rabu. Mereka juga membawakan buah-buahan untuk Aini. Ada buah pisang, apel, dan jeruk. Oh ya, manggis juga ada. Keluarga Salsa dan Aini juga sangat dekat.

---

Hari Senin.

"Aku merindukan Aini sahabatku." Itulah yang Salsa pikirkan. Dia sangat merindukan Aini. Baru, satu hari tidak ketemu,kok. Saat itu, Salsa hanya bermain bersama teman-temannya. Tapi menurut Salsa tidak seru, karena Salsa sedang rindu Aini. 

"Salsa, sendirian aja, duduknya, aku duduk sama kamu ya Sa! Kebetulan aku juga lagi duduk sendiri. Itu, si Zakiyyah lagi izin sampai hari Selasa, ke rumah sodaranya. Jadi masuk lagi hari Rabu." Tawar Aqifah.

"Wah, kebetulan banget. Duduk sini! Aini juga hari Rabu baru masuk, kok. Ngobrol yuk! Yang banyak... Aku lagi kangen sama Aini nih..." Balas Salsa.

Lalu mereka semakin dekat...dekat...dan dekat... Keesokan harinya juga mereka dekat. Tapi tak sedekat Salsa dengan Aini. Setelah bel pulang, Aqifah berkata "Yah, besok kita udah nggak sebangku lagi, tapi sahabat kita udah pulaang!" 

---

Hari ini Aini masuk. Salsa sangat senang, lalu mereka ngobrol-ngobrol. Sudah beberapa menit mengobrol... Bu Lia yang telat masuk pun masuk untuk mengajar pelajaran Matematika.

Setelah pelajaran Matematika, mereka ngobrol lagi. "Eh, ngomong-ngomong kamu kasian ya duduk sendirian waktu aku nggak masuk! Sepi banget kan? Hehehe..." Ujar Aini memulai percakapan. 

"Siapa bilang? Geer, deh, kamu. Aku duduk sama Aqifah, sampai aku dekaaat sama dia." Balas Salsa.

"Jadi, kamu duduk sama dia? Kamu kok gitu sih?! Kamu mau cari sahabat lain? Waktu itu kan kita pernah buat perjanjian, kita kalau sekelas nggak bakalan duduk sama teman lain?!" Hihihi, Aini marah. 

"Aini... kamu kok gitu...sih? Ini kan kamu lagi nggak masuk! Emangnya aku punya kamu,apa? kan ...." Tiba-tiba Pak Harun yang terkenal tegas itu datang.

---

Pak Harun datang, lalu Aini pindah tempat duduk ke tempat duduk kosong. 

"Sst, Aini, ngapain kamu!" Ujar Salsa sambil berhati-hati dapat teguran dari Pak Harun yang galak. Aini cuek saja, dia terlalu marah! Ya, Aini memang sedikit-sedikit marah! Maka itu, Salsa harus selalu berhati-hati. Namun ternyata kali ini marahnya karena masalah sepele.

Di rumah Aini, Aini menangis. "Kenapa kamu tega duduk sama teman lain?!" Sambil memeluk guling pinky bertotol-totol putih kesayangannya.

Keesokan harinya, Aini masih cuek kepada Salsa. Salsa menceritakan semuanya pada Aqifah. Aqifah mengerti dan coba menjelaskan pada Aini, dan Aini diam saja. 

Lalu mereka memikirkan cara agar Aini bisa damai sama sahabatnya. AHA! Salsa dapat ide! Mereka akan memberi hadiah sebagai tanda permintaan maaf. 

Keesokan harinya, Aini sangat senang dan terharu setelah membaca surat dan menerima hadiah berupa diary dari mereka! Dan Aini juga meminta maaf pada Aqifah dan Salsa.

Begini suratnya : (merah tulisan SALSA dan biru tulisan AQIFAH.)

Assalamualaikum, Aini. Apa kabar? Sudah baik,kan,hehe,lain kali hati-hati,ya! Ini kita berdua yang memberi kamu hadiah dan menulis surat ini. Salsa dan Aqifah. Aini, kamu jangan marah dong... Kamu kan BFF aku, Salsa. Masa kamu marah,sih, aku hanya duduk dan dekat sama Aqifah. Kamu tuh best friendku, Salsa. Aini, ini aku, Aqifah, minta maaf... Maaf banget kalo aku merebut Salsa. Aku hanya kesepian, waktu itu Zakiyyah tidak masuk. Salsa juga kesepian, best friendnya, kamu, lagi tidak masuk karena sakit.Aini, aku kangen sama kamu lho! Kita masih BFF, kok! Oh ya, Aini, Salsa tuh cerita kamu...waktu kita sebangku. Katanya kamu itu orangnya baik, terus asyik! Dan ternyata kalian dekat sekali, deh! Dan katanya Salsa sangat kangen sama kamu. Itu pasti, aku, Salsa kangen kamu, karena aku best friend  kamu! -- PLEASE MAAFKAN KITA. --

Lama kelamaan, Aqifah, Aini, Salsa, dan teman sebangku Aqifah, Zakiyyah menjadi sering sering dan sering mengobrol. Dan mereka bersahabat.

---

sekian cerita yang tidak nyambung.

Karangan Syifa Aulia.