Minggu, 22 Juli 2018

Zenius & Lifelong Learning Mindset


Saking merasakan efek Zenius ke kehidupan, proposal skripsi pun tentang Zenius, yang masih sering muncul di ingatan. Entap pas lagi bikin tugas, bahas pendidikan, atau kejadian sehari-hari. Kenapa sih Zenius begitu keren?

Suatu hari, twitter sebuah informasi PTN mengenalkan pada Zenius, sampai-sampai gue tertarik sama blog Zen. Baca-baca sedikit, lalu satu Xpedia terbeli (sayangnya jarang dipakai). UN lulus, sayangnya ujian-ujian masuk PTN engga. 

Undangan: FKUI, FK UNPAD
SBMPTN: FKUI, Psiko Unpad, Geografi UI
SIMAK: (lupa) pilihan ke-3 Geografi UI

Hmm wajar sih, soal UN Kimia aja mampu membuat air mata keluar pas sampe rumah, UN Fisika aja baru tau cara ngerjainnya pas kelas 12, gimana soal SBMPTN?! Akhirnya, gue nge-gap year deh di Zenius-X.

Terinspirasi akan Kerennya Ilmu Pengetahuan
Tahun sebelumnya, alasan milih jurusan...
  • FK: gak tahu, belum yakin mau jadi apa dan didukung orang tua, terus keterusan aja pengenan itu (karena berguna juga).
  • Psikologi: suka sesuatu yang pseudosaintifik kayak golongan darah dan kepribadianotak kiri otak kanan, dll. Sama suka yang berbau tipe kepribadian.
  • Geografi: tertarik belajar alam.
Tertarik jurusan lain? Ah, jarang ada yang menarik dan keren! Jadi, enggak begitu mencari tahu.


Tapii setelah pakai Zenius, pikiran gue mulai bisa melihat indahnya ilmu pengetahuan karena terinspirasi dari great learning experience-nya. Jadi lebih sering mencari informasi berbagai jurusan (karena libur setahun juga kali ya) dan pas baca... WOOOW TERNYATA JURUSAN INI KEREN, ITU JUGA KEREN.

SEMUA PUNYA KERENNYA SENDIRI dan berhubungan satu sama lain. Misalnya, ilmu matematika yang diterapin di biologi untuk memahami sel kanker di TED Talk ini. Atau Psikologi yang berhubungan sama berbagai ilmu yang di situ ada manusianya.

Gue jadi terbuka sama berbagai bidang ilmu bahkan yang tadinya ga nyangka bakal tertarik! Tahu ini bukan "bidang gue" karena emang belum terlatih di situ, tapi berani aja milih jurusan kayak Informatika, Matematika, dan Bisnis (2015). Toh kalau memang ke situ bakal belajar dari awal. Sempat pula gue pengen Kedokteran (tapi bukan gara-gara ga tau mau jadi apa lagi) walau gak jadi memasukkan itu ke daftar pilihan SBMPTN. Dan ga nyangka pernah terpikir Teknik Mesin, dan beberapa jurusan lainnya.

Ternyata Juga...
Gue ngikutin saran Zen untuk belajar dari dasar. Karena dulu banyak waktu, enak alurnya jadinya. Efeknya, ga pernah nyangka gue suka Fisika walau belum jago (karena kurang latihan juga). Ga nyangka, Fisika, Matematika, Kimia, Biologi, TPA, Ekonomi (pernah belajar), Sosio (pernah nyicip), yaa singkatnya ilmu pengetahuan itu jauh lebih indah daripada yang pernah gue pelajari di sekolah/bimbel.

Belajar materi-materi itu tuh... untuk mulai belajar gue masih berusaha melawan distraksi sih, tapi pas belajarnya menemukan begitu banyak hal baru yang keren. Melihat ilmu pengetahuan yang sebenarnya dari simple yet powerful videos, yang bisa ngefek sampe seumur hidup. Menjadi fondasi perkembangan intelektual seumur hidup. Dan efek Zenius nih bisa ke mana-mana, ga berhenti di zeniusers doang. It's education, man.

Di samping udah dapet hal-hal hebat itu dari Zenius, gue sendiri merasa masih banyak unanswered questions about everythingAt least, I'm aware that I don't know.

Baru Lolos Setelah Nge-Gap Year
Perkiraan (dari kunci jawaban yang beredar) nilai gue setelah nge-gap year naik drastis! Tahun pertama kalau gak salah 23-an, terus tahun kedua 42/44 (lupa). Alhamdulillah, Informatika PNJ (pilihan 1), Psikologi Unpad (pilihan 1), dan Geologi UI (pilihan 2 SIMAK UI setelah Matematika) udah mau menerima.

klik kalau mau lihat gambar pengumumannya

The Beauty of Zenius
Learning with Zenius liberating my mind. Zenius affect my way of thinking to be more advanced than before. Because the main mission of Zenius Education is "providing a great learning experience by emphasizing science and reason". "Zenius believe this can help individuals become more mature and responsible (personally, socially, and professionally). And they will have intrinsic motivation to learn because of curiosity".

Merinding, terharu baca misi Zenius. Sebuah WHY yang dalam. Zenius pengen menyelesaikan berbagai permasalahan dari salah satu akarnya dengan cara yang cerdas, dan sampe jangka panjang. Its effects can be endless!

Zenius Effects
Efek Zenius mulai terasa saat nge-gap year, dari pola pikir yang diubek-ubek pas belajar TPA. Baru menyadari, logika gue banyak banget kekurangannya. Zenius Learning yang gue pelajari paling awal pun memberi banyak tips supaya mental kita siap untuk SBMPTN.

Gue mulai baca artikel sains berbahasa inggris (waktu itu BBC) karena saran dari Donnashe's an awesome tutor, yang pas ngajar di kelas santai banget, tapi mantap. Ya, di Zenius-X banyak tutor keren. Prassuper brilliant biology teacher yang kelasnya selalu penuh, paling hobi menyuplai film/dokumenter buat ditonton bareng. Sabda (I'm a huge fan, tokoh terfavorit #1!) yang bukan tutor offline tetap waktu itu, tapi doi sempet ngajar coding. Dan masih banyak lagi, yang menambah inspirasi akan kerennya pengetahuan.

Sebenernya gue udah cukup suka pengetahuan karena sejak kecil difasilitasi langganan majalah dan dikasih ensiklopedi tipis berjilid buat anak kecil yang banyak gambarnya itu. Sayangnya untuk pelajaran sekolah gue merasa kurang menikmati indahnya pengetahuan. Oke bolehlah pelajaran Bahasa, Biologi (pas kelas 11), "cara mengerjakan" Kimia, dan Matematika. Tapi BIG NO untuk Fisika, Sejarah, PKn.

Les di luar (kelas 12) pun rasanya sebatas untuk ngulang pelajaran dan nambah waktu belajar. Nyoba baca buku pelajaran, untuk pelajaran yang membingungkan tetep bingung. Nanya temen gak ngerti, jarang juga sih. Les privat, oke kadang bantu, tapi mahal dan engga 24/7. Dan yang harusnya paling bertanggung jawab, diri sendiri, ngga punya keterampilan belajar mandiri yang bagus. Jadinya, sebagian aktivitas belajar cuma untuk memenuhi kewajiban dan pengen nilai bagus.

Mungkin dalam hati sebenernya pengen paham, tapi banyak yang susah deh dipahaminya. Ulangan, apa-apa dihafalin, terutama pelajaran yang membingungkan. Jadi belajar kayak beban, yah. Apalagi ngafal PKn sama sejarah, banyak dan detail! Ngapalin rumus terasa lebih aneh karena ga tau apa yang diapalin.

Nah, tapi, kalau pakai Zenius kita autountung. Ada para tutor high quality yang bukan cuma ngejelasin sejelas-jelasnya, tapi juga bisa bikin kita jatuh cinta sama hal-hal yang tadinya biasa aja atau bahkan dibenci! Banyak oh moments. Kita jadi bisa tahu ada apa dibalik keribetan yang dulu tidak dihapami. Misal, pas liat dasar-dasar dibalik rumus-rumus jelimet trigonometri.

@Emjuhri: Apalah dayaku yg hanya bisa mengingat sabda Bang sabda : “Jangan biasain ngafal doang” (gambar dan tweet diambil dari kumpulan meme di blog Zenius ini)

Sekejap Tentang Minat
Berdasarkan teori minat dari Paul Silvia, minat berasal dari gimana kita menilai novelty dan comprehensibility sesuatu. Novelty berarti sesuatu yang baru, tidak biasa, belum diketahui. Comprehensibility berarti dapat dimengerti. Karena Zenius ngejelasin dari dasarnya dan jelas banget (dan bahan-bahannya bisa dipelajari secara sistematis dari konsep dasar ke yang lebih lanjut, banyak panduannya pula), kita jadi berpandangan kalau ilmu-ilmu itu comprehensible. Yang dulu bingung, ternyata bisa dimengerti.

Zenius juga konsep banget, sedangkan dulu gue kurang mengerti banyak banget konsep yang ada di pelajaran-pelajaran, jadi konsep-konsep yang diajarin Zen gue pandang sebagai sesuatu yang baru dan tidak biasa (baru mengerti kerennya).

Ekspresi habis belajar di Zenius (sumber gambar)

Menurut Kashdan (2004) dan Sansone & Thoman (2005) dari tulisan Paul Silvia, sebagai sumber motivasi intrinsik, minat itu penting buat numbuhin pengetahuan dan expertise (keahlian). Misalnya kita masih nol tentang bola. Eh gue nggak minat, tapi lo minat. Terus... siapa yang kira-kira bakal lebih tahu tentang bola?

Perlu tahu juga cara belajar yang bener, bukan asal minat doang. Dan hubungan minat sama pengetahuan ini dua arah. Misal, setelah mengetahui banyak tentang suatu topik yang tadinya engga ngerti, eeh ternyata pengetahuan itu membuat kita terkesima karena baru tahu bahwa konsep itu sangat wow. Bisa aja itu bikin minat kita bertambah.

Growth Mindset
"Most people can learn most topics”. Great learning experience dari Zenius membuat gue yang tadinya kurang/enggak ngerti banyak hal, setelah diajarin dengan bener, bisa ngerti juga. Berarti engga perlu jenius dulu untuk ngerti sesuatu. Untuk ngerti dengan lebih cepet (dan berbagai keuntungan lain), oke itu guna. Tapi dengan kecerdasan kebanyakan orang aja, menurut gue kita bisa lho belajar apa aja termasuk topik-topik yang dianggap susah kayak Fisika, Kimia, dan sebagainya sampai ngerti banget. Hanya saja, kita juga butuh CARA YANG TEPAT. Ngertiin konsep dari dasarnya, baru habis itu ke konsep yang lebih lanjut. Belum ngerti konsep aljabar mana bisa lancar jaya ngerjain integral. (Ada juga nih deliberate practice untuk meningkatkan performance yang bisa diterapkan dalam belajar.)

More Zenius Effects

Meme kocak buatan @diiswan12 dari blog Zenius

Memasuki semester 7, cara belajar ngonsep berlanjut sampe sekarang. Suatu kemajuan buat gue yang dulu sering pake sistem hafalan. Ya it’s okay kalau ada sedikit yang dihafal untuk efisiensi, setelah memahami konsepnya. Pas gap year pake Zenius gue ga ngafal. Dan berlanjut sampe sekarang. Yey, jadi free dari beban yang dibuat sendiri berupa hafalan yang ga perlu. Meski ada juga yang harus ngafal kayak matkul "Metodik Tes", harus hafal instruksi luar kepala biar gak nginget-nginget lagi pas ngasih instruksi psikotes. 

Oh ya, gue juga nganggep setiap dapet materi (terutama kalau enak cara penyampaiannya) di Psikologi itu bukan beban karena suka. Semester 6 pas milih matkul pilihan, wah menarik semua dan bingung. Kriminologi, Psikologi Forensik, Evaluasi Program, Psikologi Kewirausahaan, atau Psikologi Kerekayasaan (Ergonomika)... (Yang digarisin dipilih semester itu.)


Seperti yang udah disebutkan, gue juga jadi punya pandangan yang beda daripada sebelumnya terhadap ilmu. Sains dan teknologi secara umum, filsafat, sejarah, religious studies, dll. Dan ga ngebatesin, kalau ada suatu ilmu yang bukan ketertarikan utama, ga akan tutup kuping gitu mentang-mentang minat gue a b c. 

Lagipula sebenarnya belajar itu kan bisa di mana aja dan bisa berangkat dari pertanyaan-pertanyaan yang terlintas di pikiran, kalau dikulikin bisa dapet jawabannya, atau bahkan berlanjut ke penemuan/inovasi baru. Stephen Hawking mendalami ilmu fisika dan luar angkasa karena katanya 'My goal is simple. It is a complete understanding of the universe, why it is as it is and why it exists at all.' (source)

More...
Punya akses internet, tapi dulu gue jarang mau belajar sendiri dari situ, maksudnya belajar mengenai hal-hal yang terkait dengan pengetahuan. Paling dulu gue kalau belajar dikit aja kayak belajar tutorial blogging, ngedit kode, dan ngedesain dikit. Setelah tercerahkan, selain akses yang sesuai hobi dan keperluan (musik, medsos, googling, dll), gue juga jadi kenal sama lebih banyak materi edukatif (kayak materi dari TED Talksedutainment Youtube channels, artikel blog kayak blog ZeniusPsychology Today, dan Wait But Why) dibanding sebelumnya.

Jujur, kadang gue juga jarang akses itu sampe isi feeds Youtube ga ada edukasinya, atau liat Line doang, tapi gue udah tau ada lho konten-konten keren kayak gitu yang bisa dinikmati juga.

More...
Di kehidupan nonakademik fakultas, sekarang gue jadi salah satu staf di Departemen Keilmuan (DKM) dan gue juga pernah ikut KTI (sekarang belum lanjut, tapi masih di organisasi terkait jadi Sekretaris). Dulu gue ga pernah kepikiran tuh bakal ikut kegiatan yang bau-baunya belajar di luar kelas. (Update: sekarang gue juga sedang ingin mempelajari sesuatu dengan cara jadi Kakak Pendamping di salah satu rangkaian pembinaan mahasiswa baru.) Sekarang gue punya alasan sendiri kenapa gue ikut itu dan ga takut belajar di situ.

update foto

Liburan pun diisi juga dengan beberapa lomba yang bau-bau belajar (walau engga menang, tapi banyak yang bisa dipelajari & seru). Oh iya, kalau ada kegiatan semacam seminar/sejenis yang menarik juga gue ga segan ikut selama waktunya ga bentrok. Emang pengen ilmunya bukan ngincer sertif doang. ("Bau-bau belajar" di sini tanda kutip lho ya, soalnya belajar sebenernya luas dan bisa di mana aja. Poinnya, Zen jadi bikin gue lebih tertarik sama serunya belajar.)

More...
Untuk buku, sayangnya gue masih jarang baca buku nonfiksi. Apalagi dulu, kalau ke Gramedia pasti ngincer cerita atau komik Doraemon sampai tamat. Sekarang gue udah mulai tahu kenapa kita harus baca buku, dan buku-buku apa yang recommended. Banyak nonfiksi ternyata. 


Sebenernya masih ada beberapa lagi, tapi memang baru sedikit dan banyak yang masih koleksi aja. Gitu sih kekurangan gue dalam mensyukuri nikmat Zenius ini, sebagian yang sebenernya bisa ditingkatin ke "perilaku"  (misalnya baca buku sampe habis) masih berada di ranah "sikap" (misalnya berpikir kalau buku nonfiksi yang berkualitas itu guna banget dan menarik).

BTW bukan berarti fiksi itu inferior atau ga guna yah. Orang itu aja ada di salah satu recommendation list-nya Zenius dan Sabda hehe. Gue jadi lebih tau bagusnya buku nonfiksi aja. Pas submit tulisan untuk lomba ini, gue bingung mau milih buku yang mana karena menarik semuanya :( Hehe, soalnya menang-ga menang kudu ngisi itu.

Basic Skills, Fundamentals


Kembali ke yang dasar. Basic skills dari Zenius ngefek ke mana-mana! Terus, fundamentals di Zen udah bagus tapi gue masih pengen belajar fundamentals lagi dan berbagai bidang lain. Sebelum pake Zenius mana ada kepikiran begitu. Bukan berarti kurang bagus yang dari Zenius, cuman serunya belajar hal-hal itu bikin pengen belajar lebih lagi. Hehe contohnya di Khan Academy gue udah mulai belajar Filsafat kemarin, cuman ya gitu, harus lebih berusaha melawan distraksi hehe. 

Fundamentals dan ajaran-ajaran Zen juga gue rasa ngaruh ke sini... Masa depan mau ngapain, rasanya cita-cita jadi lebih meaningful dan gue udah engga seperti dulu yang pandangannya "yang penting kerja" semata. Dari beberapa ide (masih ide, lho) yang udah ditulis, ternyata melibatkan banyak aspek belajar ini-itu.

How Zenius Change It?
Sesuai misi, great learning experienceThat experience leads to a new mindset that learning can be so great, knowledge is beautiful, and you can learn most subjects as long as you wanna learnNgajarin pake konsep, dari dasarnya, penjelasannya sederhana, pake teknologi yang memudahkan pula.

Dan.. Because ZEN TEACH US FUNDAMENTALS, the way we think can be more logical (and I hope more rational and critical). This and great learning experience hopefully can lead to curiosity then hopefully sustainable learning

Ga cuma ingin tahu, tapi cara berpikirnya bener sehingga ga mudah kejebak sama pseudosains atau info ga bener. Itu sepertinya salah satu pengenannya Zen.

Zen juga unggul di high quality tutors. Ngajarin nurunin rumus (yang ternyata mind-blowing) bukan menghafalnya, ngajarin cara berpikir dan ngajarin konsep materi dengan enak. Membantu menyesuaikan dengan kemampuan dan kecepatan dalam memahami, di Zen sebebas itu ngulang-ngulang videonya! Dan bisa belajar apa aja, dengan sebanyak itu materi! (Zenius solve problems effectively and efficiently, yah!)

Marketing Zen itu dengan mengedukasi pasar (source). Zen juga mencerahkan melalui media blog atau medsos. Konten Zen tuh beda, komprehensif dan enak dibaca, sesuai dengan kriteria lomba ini hehe. Dengan baca blog Zen jadi lebih tahu banyak, banyak topik-topik penting dan menarik yang dibahas di situ.

Tutor Zen juga role models yang baik dalam hal belajar berkelanjutan, tetep mau & bisa belajar bidang lain. Misalnya Faisal lulusan Psikologi UI, doi juga bisa ngajar Sejarah. Sabda yang pernah belajar formal di Informatika ITB juga belajar (sampe bisa ngajar) sebanyak itu bidang (basic skills, Matematika, Fisika, Ekonomi, Bahasa Inggris), denger-denger doi ambil kuliah online. Ada juga yang konsisten ngajar sesuai kuliahnya, tapi luas banget pengetahuannya seperti Pras. Dan masih banyak lagi yang keren.

Cara Gue Mendapatkan Manfaat dari Zenius Itu?

Zenius top markotop, pakai dengan top markotop juga! (sumber gambar)

Belajar Zenius dengan cukup sungguh-sungguh. Ada plan belajar, dari baca blog Zen dan minta tips dari Sabda di grup.

Gue belajar teori dan soal di Zenius (digital) secara sistematis berurutan dari Zenius Learning, TPA, Mat, Fis, Kim, dan terakhir Bio (Bio ini baru belajar dikit karena udah mepet). Belajarnya pun urut secara bab atau materinya, jadi nyambung dari konsep dasar ke konsep setelah-setelahnya. Bikin lebih mudah nyambung dan ngerti. (Kalau pelajaran kayak Bahasa gue lebih ngandelin belajar di Zen-X dan rutin baca di internet terutama menjelang SBMPTN.)

Sungguh-sungguh juga dalam memahami setiap materinya. (Dari Zen ada tips tambahan ini juga, teknik Feynman.) Gue sendiri hampir selalu menerapkan pegangan bahwa tiap penjelasan di tiap videonya harus paham sampe bener-bener paham banget. Kalau ada yang bingung sedikit aja, gue coba pahami ulang, pikirin lagi. Gue itu masih belum cepet dalam memahami sesuatu gitu (sekarang juga). Udah jelas dan se-ngonsep itu dibikin sama Zen, harus sungguh-sungguh diperhatikan & dicerna, dong.

Selain itu, di Zenius-X juga ada try out berkala apalagi pas menjelang SBMPTN, dan itu penting banget (coba baca ini). Kenaikan perkiraan nilai gue (dibanding tahun sebelumnya) juga dipengaruhi oleh rajin ikut TO.

Sementara itu, kekurangan gue pribadi: jadwal molor-molor (nah, penyebab utamanya kebiasaan menunda). Terus udah tau mudah nyerah, tapi jarang latihan mandiri dan jarang diskusiin soal bareng temen di luar kelas. Padahal itu juga penting supaya mendeteksi kalau ada konsep yang belum ngerti sepenuhnya, atau bahkan belum dipelajari. Terus tinggal mampir ke materi Zenius terkait deh, atau sumber lain.

Ya seperti yang tadi dibilang, gue juga mudah nyerah, ngerjain soal berusahanya ga sampe sekuat tenaga (tapi tetep di-skip dulu video pembahasannya, coba ngerjain). Jarang yang sampe ngulik banget untuk dapet jawabannya sendiri. Padahal mungkin bagusan dikulik bener-bener dulu, sambil review penjelasan atau cari penjelasan lain, apalagi kalau yang punya banyak waktu. Baru habis itu lihat pembahasan.

Temen yang sering ranking 1 try out Zenius-X, pokoknya master deh, ternyata doi itu banyak banget ngerjain berbagai latihan soal, dari bimbel ini-itu. Di samping dia belajar konsep materi pastinya, wajib ini mah. Dan setelah gue tanya, ternyata dia juga belajar materinya jauh lebih banyak daripada gue di zenius.net. Nah ini, mungkin gue belajar konsepnya masih kurang eksplorasi juga (padahal di Zen udah ada penjelasannya dari SD bahkan, hehe). 

Kekurangan lainnya mungkin ini, gue jarang nge-review secara keseluruhan gitu palingan ikut try out aja. Dan masih ada beberapa kekurangan pribadi lainnya.

Semoga bisa diambil pelajarannya yah dari kekurangan pribadi ini. Tapi dengan berbagai kekurangan itu aja gue masih bisa dapet banyak manfaat dari Zenius, apalagi kalau gue belajar dengan lebih mantep yah.

Oh iya, buat yang masih sekolah, kudu lebih atur strategi, karena selain belajar SBMPTN, kerjaan "wajib" lo lebih banyak, kan. Jadi sesuaikan dengan keadaan masing-masing, ya. Kalau ini nih, gue libur setahun, fokus utamanya ke situ doang.

Zenius is Different! 


Saat pertama nyoba video Zenius, kesannya biasa aja karena langsung liat pembahasan soal gitu dan ga ngerti (untung artikel blognya meyakinkan). Tapi pas coba belajar sungguh-sungguh, wah ngefeknya bukan cuma lulus ujian. Lo bakal dapet pengetahuan cara berpikir yang bener dan punya motivasi dari dalam diri untuk #belajarberkelanjutan. Wow, sadis dan beda!

Merasa banyak ga ngerti, tapi merasa banyak sesuatu bisa dipelajari, dan pengalaman belajar yang hebat bisa bikin gue mau belajar. Terima kasih banyak Zeniusmind-transforming knowledge-nya. Salah satu pengalaman paling berharga dan indah dalam hidupnya. Respect sama semua #zeniusteam yang udah bikin Zenius seperti sekarang dan semoga akan terus maju!

Gue sendiri sadar, masih banyak yang harus diperjuangkan untuk benar-benar mewujudkan #belajarberkelanjutan ini, yang di atas itu masih bisa dikembangin terus!

31 komentar:

  1. INGET BANGEETT HASNAAAA.. teman blog pertamakuu.. gimana kabarnyaa?

    BalasHapus
  2. U EN PE A DE U EN PE A DE. MANTAP KAKAK 😁

    BalasHapus
  3. MASYAALLAAAH pake banget..^^ kagk biasa ny gue baca blog ampe abis, tapi pas baca blog ini langsung abis bin kelar ampe akhir wkwk. makasih banyak loh ka udah buat blog yang keren hehe..

    BalasHapus
  4. @Rafida Rachim: waah, makasih banyak Rafida Rachim udah baca sampe abis dan mengapresiasi :") semoga bermanfaat, yaaa!

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Jazakallahu khairan katsiran kak syifa atas pengalaman yang menginspirasi.
    kak saya gap year hingga pertengahan tahun kak. boleh enggk kak diskusi atau sharing dengan kakak. boleh kasih tau akun medsos kk atau pun akun yang bisa memudahkan diskusi kak 🙂. maaf ya kak panjang kali

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama ya Adham (bener ga panggilannya? hehe), makasih juga udah membaca :)) Boleh banget kokk, lewat line aja yaa akunnya syifaaulia96 :) Santai aja kok Adham, wkwkwk

      Hapus
  7. Alhamdulillah, Alhamdullah, summa Alhamdulillah. Aku mengakui segala nikmat Allah yang telah Allah anugerahkan kepadaku. Semoga KakCipa sukses selalu di dunia dan akherat. Aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah ya bii, aamiin.. terimakasih banyak biii :D

      Hapus
  8. les sbmptn terbaik untuk kalian yang ingin masuk perguruan tinggi negri

    BalasHapus
  9. Great blog post on lifelong learning mindset. Thanks for sharing.

    BalasHapus


  10. teacup poodles for sale under $500
    teacup poodle for sale near me
    toy poodles for sale
    teacup yorkie for sale
    teacup maltese puppies for sale
    https://greenlandpuppies.com/teacup-maltese-puppies-for-sale/
    https://greenlandpuppies.com/teacup-maltipoo-puppies-for-sale/
    https://greenlandpuppies.com/teacup-poodle-puppies-for-sale/
    https://greenlandpuppies.com/teacup-yorkie-for-sale/
    https://breezepuppies.com

    BalasHapus
  11. Tutorlog | The Best E-Learning Solution for Institutes

    "Tutorlog is an ERP Software for Institute management Established in 2015. With all the required features not compromising on top-notch security, helping Tutors & Institute to digitalize with the customization and excellent customer support. Tutorlog is one of the fast and secure cloud-based coaching ERP solutions. With smart notification and the alerts system, it helps to stay updated. Our network is spread across 50+ cities and we work with 500+ Tutors."
    Coaching Management Software

    Website : https://tutorlog.in/
    Contact Us- 8295800749 ||| 8448443326

    Address- C-139,140, Second Floor, Deewan Plaza, Narayan Vihar, Jaipur, Rajasthan 302026

    School ERP Software

    BalasHapus
  12. Schoollog is a service targeted at schools to enable cloud-based school management systems and communication between the school and parents. Schoollog was born from a passionate appreciation of the importance of school-to-parent communication. Due to a busy schedule or lack of information for parents, the parent-school connection is lost in the grey. Schoollog increases communication between families and schools, thus making parents play an active role in their ward's education. With a smartphone in every hand, it creates an intuitive and cost-effective way of keeping parents informed. Schoollog also improves school office productivity by reducing paperwork and unnecessary phone calls. It is one of the best School Management Software available in Indian Markets.

    WEBSITE - https://schoollog.in/
    Contact No: 8295800749 ||| 8448443326
    Address: C-139,140, Second Floor,Deewan Plaza, Narayan Vihar, Jaipur, Rajasthan 302026
    link Schoollog

    BalasHapus

Boleh banget kalau ada tanggapan, kritik, saran, atau apa pun :)